Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) Akan Menyelenggarakan Ajang Industri Perdananya, JAFF MARKET
Banyak sineas baru yang bermunculan dari festival ini,” ujar Ifa Isfansyah, Festival Director JAFF.Tahun ini, JAFF akan berlangsung pada tanggal 30 November hingga 7 Desember 2024, di Empire XXI Yogyakarta, Indonesia. Selama festival berlangsung, JAFF MARKET akan diselenggarakan secara paralel selama tiga hari pada 3-5 Desember 2024 di Jogja Expo Center (JEC). Dengan luas 10.000 meter persegi, tempat ini dapat menampung lebih dari 150 stan di mana berbagai sektor industri perfilman Indonesia akan berpartisipasi dalam pameran ini, di antaranya termasuk perusahaan film, kreator konten, penyedia layanan, dan institusi terkait di industri perfilman.
Linda Ghozali, produser film yang sebelumnya menjabat Sekretaris Jenderal Festival Film Indonesia, ditunjuk untuk mengepalai edisi perdana JAFF MARKET tahun ini. “Saya senang mendapat kesempatan ini. Dengan diperkenalkannya JAFF Market, peluang-peluang baru bagi industri perfilman Indonesia akan semakin terbuka dan semakin mendorong pertumbuhannya,” kata Linda Ghozali.
Dinamika perkembangan dan pertumbuhan industri perfilman Indonesia patut mendapat sorotan khusus, mengingat pemulihan industri perfilman Indonesia yang pesat pascapandemi COVID-19, melampaui negara-negara Asia lainnya. Bahkan proses pemulihan pascapandemi ini terbilang relatif singkat, dimana pada tahun 2023 industri perfilman Indonesia telah mampu pulih secara total. Di samping itu, film Indonesia berhasil meraih pangsa pasar sebesar 61% pada tahun 2022, mengungguli persentase pangsa pasar film asing di Indonesia. Sayangnya, meskipun termasuk sebagai salah satupasar terbesar di Asia Tenggara, industri perfilman Indonesia masih belum memiliki wadah atau etalase khusus sebagai akselerator perkembangan industrinya.
Kehadiran JAFF MARKET ditujukan untuk mengisi kesenjangan ini, dengan mengusung cita-cita menjadi pasar film dan konten terbesar di Indonesia serta menjadi etalase bagi industri perfilman Indonesia yang mampu menjembatani seluruh pihak yang terlibat di ekosistem perfilman Indonesia. Program ini merupakan hasil pengembangan bersama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang telah menunjukkan komitmen dan dukungannya yang konsisten dalam mengembangkan industri perfilman Indonesia, terutama dalam memperkuat representasi industri perfilman Indonesia di dunia internasional. “Ini merupakan komitmen pemerintah untuk terus mendukung perkembangan industri perfilman Indonesia. Inisiatif JAFF mengadakan JAFF MARKET ini akan memudahkan akses ke industri perfilman Indonesia bagi masyarakat internasional,” ujar Ahmad Mahendra, Direktur Film, Musik, dan Media.
Data menunjukkan bahwa industri perfilman di Indonesia mempunyai dampak ekonomi sebesar lebih dari Rp 130 triliun dan telah membuka lapangan kerja bagi 387.000 orang. Kontribusi industri perfilman Indonesia terhadap perekonomian negara diproyeksikan tumbuh sebesar 6,13%, dengan potensi output sebesar Rp 156 triliun dan tambahan 616.000 lapangan kerja pada tahun 2027.
Selain pameran, JAFF Market juga akan menampilkan berbagai program, antara lain JAFF Future Project, Content Market, Talent Days, Company Showcase, Film Lab, Film Conferences, dan Networking Events. Project Market menjadi salah satu fokus program yang didesain sebagai platform penghubung antara bakat-bakat baru di bidang perfilman dengan para profesional industri. Salah satu misi dari program Project Market ini adalah mengeksplorasi dan mengembangkan potensi proyek-proyek film layar lebar berkualitas tinggi yang dilahirkan bakat-bakat baru perfilman Indonesia.
Program ini dikepalai oleh produser film Meiske Taurisia yang banyak terlibat dalam penyelenggaraan LOCK Full Circle Lab yang bekerja bersama beberapa produser film Yulia Evina Bhara, Muhammad Zaidy dan Vivian Idris. “Setiap tahun, banyak talenta baru bermunculan di dunia perfilman Indonesia dengan proyek-proyek filmnya yang memiliki potensi. Project Market di JAFF Market dirancang untuk menemukan dan mendukung proyek-proyek ini, sehingga memberikan peluang yang lebih besar untuk direalisasikan,” ujar Meiske.
Tahun 2023 lalu, JAFF menggelar Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan para pemangku kepentingan di industri perfilman Indonesia dengan bahasan mengenai urgensi penyelenggaraan JAFF MARKET. Respons yang dihasilkan sangat positif, dengan semua pihak menyepakati bahwa Indonesia membutuhkan sebuah pusat atau hub yang menghubungkan seluruh pelaku industri perfilman.
"JAFF memiliki sejarah panjang dalam berkontribusi terhadap penguatan budaya perfilman di Indonesia. Saya yakin ini adalah waktu yang tepat bagi JAFF untuk menjadi pusat hub bagi seluruh industri dan ekosistem film di Indonesia," ujar Angga Sasongko, sineas dan CEO Visinema Group.Selaras dengan pandangan tersebut, HB Naveen, Head of Falcon Pictures dan Steering Committee JAFF, menambahkan, "Sebagai industri perfilman terbesar di Asia Tenggara, sudah sepatutnya Indonesia menunjukkan kekuatan industrinya. JAFF MARKET menyediakan platform yang tepat untuk hal ini."
Comments
Post a Comment