Film Tegar, Visualisasi Ideologi " Leave No One Behind"
Film Tegar diperankan oleh aktor pendatang baru M Aldifi Tegarajasa, anak 10 tahun dari Bandung yang Sudah berlatih sejak 2020 akhir untuk peran pemain utama dalam film ini. Persiapan dan Latihan yang Cukup intense dilakukan dengan pelatih khusus keaktoran dari rumah Teater ‘Huma Ark’ yang dipimpin Oleh Sha Ine Febriyanti. Proses persiapan Latihan dan panggung-panggung mini menjadi penting dikarenakan Tegar akan bermain dengan pemain film legendaris Dedy Mizwar. Dalam ‘Film Tegar’, Deddy Mizwar berperan sebagai Kakek dan Sha Ine Febriyanti yang memerankan Wida, ibunda dari “Tegar’. Aktor cilik M Adhiyat juga hadir dalam film ini bersama beberapa pendatang baru di film layar lebar Indonesia seperti Joanita Chatarine dan musisi Anton JC.
Proses pembuatan film Tegar dimulai sejak pandemik covid 19 di tahun 2020 hingga selesai diproduksi pada Februari 2022. Proses yang cukup Panjang ini dilakukan untuk memastikan ide dan pesan film Tegar tersampaikan. Dimulai dari proses penemuan ide, pengembangan cerita hingga produksi dan post produksi dengan para filmmaker diantaranya Chandra Sembiring dan Yudi Datau sebagai produser, Anggi Frisca sebagai sutradara, Alim Sudio sebagai penulis naskah, Galang Galih sebagai Sinematografer, dan musik yang dipimpin oleh Andi Rianto.
Anggi Frisca selaku sutradara ingin menjadikan film Tegar sebagai laboratorium mimpi bersama bagi pihak-pihak yang mendukung terwujudnya ruang untuk masyarakat inklusi di Indonesia maupun dunia. Keterlibatan banyak pihak menjadi hal yang penting karena ideologi yang di usung dari film ini adalah salah satu kampanye SDGs yang bertajuk “leave no one behind”, yang dalam maknanya adalah memberi ruang untuk kesetaraan, berekspresi, mengesampingkan perbedaan dan berfokus pada pertumbuhan yang dapat dilakukan. Film Tegar sendiri dihidupkan oleh berbagai perspektif yang terkumpul lewat diskusi FGD dari berbagai lapisan masyarakat. Diskusi ini dilakukan untuk memperkaya narasi serta sudut pandang dalam pengembangan naskah dari film Tegar.
Untuk belajar memaknai inklusi sebagai tema ‘Film Tegar’, rumah produksi AKSA BUMI LANGIT mengajak dan melibatkan teman-teman penyandang disabilitas dalam produksi film ini. Tidak hanya menjadi peran penyerta, tetapi berupaya lewat pelibatan penuh. 10% dari cast and crew yang merupakan kawan difabel turut mengambil peran dalam proses produksinya. Ada saudara Anton JC yang berperan sebagai pemain pendukung, Alm. Dzoel sebagai kru still-photography, Wawa Gunawan sebagal Tim Artistik, Ibe Ibrahim sebagai BTS Crew dan Ibu Yuktiasih Proborin| sebagal konsultan untuk pengembangan naskah. Rencana distribusi ‘Film Tegar’ akan dimulai lewat pemutaran bioskop di Indonesia pada tanggal 24 November 2022 dan promo aktivasi untuk perkenalan ‘Film Tegar’ sudah dilakukan di Bulan Oktober hingga release di bioskop. Promo ini akan dilakukan dalam pemutaran khusus (Spesial Screening) yang sudah dilaksanakan di 11 kota yaitu Bali, bandung, Tangerang, Bekasi, Bogor, Semarang, Solo, Yogyakarta, Malang, Surabaya dan Makassar. Total penonton yang sudah menonton di 10 kota sejumlah 5596. Para penonton special screening ini didominasi oleh guru/tenaga pengajar sekolah dasar SD, Murid siswa SO, orangtua murid dan komunitas film. Dalam setiap event special screening ditutup dengan kampanye “LEAVE NO ONE BEHIND” di dalam bioskop.
Kampanye dengan tema Membangun masyarakat Inklusif memanggil banyak dukungan dari volunteer dari berbagai daerah di Indonesia sehingga terbentuk Gerakan #TemanTegar yang membuat Gerakan di daerah mereka dengan mengajak nonton bareng melibatkan beberapa pihak seperti sekolah, komunitas, institusi swasta dan pemerintah. #TemanTegar sendiri termasuk dalam gerakan utama yang digaungkan bersamaan dengan rilisnya film ini. Adanya gerakan ini menyuarakan semangat bersama membangun Indonesia Inklusi, dengan harapan membuka lebih banyak ruang bagi masyarakat Inklusi di Indonesia untuk berekspresi dan berdaya bersama lewat sebuah film.
Tidak selesai sampai disitu, Aksa Bumi Langit bersama Joan Chatarine juga membentuk team paduan suara bernama #Temantegar Choir yang terdiri dari anak-anak sekolah regular dan inklusi di Bandung Raya untuk membawakan original soundtrack film Tegar berjudul “Kejar Mimpimu” yang diciptakan langsung oleh Joan Chatarine. #TemanTegar choir yang beranggotakan anak-anak berumur 5-16 tahun ini rencananya akan turut tampil pada Special Screening film Tegar di chapter Bandung dan Jakarta pada akhir November mendatang.
Sejak ‘Film Tegar’ berusaha untuk mengajak banyak pihak terlibat, dukungan dari beberapa Kementerian dan kolaborasi dilakukan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jewat Direktorat Jendral Kebudayaan memberikan surat dukungan dan rekomedasi. Kementerian Sosial juga memberikan surat dukungannya. Besar harapan untuk terbukanya ruang inklusi di Indonesia dengan kolaborasi berbagai pihak yang samasama memiliki visi untuk kesetaraan, dan mempunyai keinginan untuk saling menjadi support system, mengawal semangat Indonesia Inklusi.
Aspek gotong-royong dan dobrakan yang dibuat sepanjang nafas film ini membuktikan bahwa “Tegar” adalah lebih dari sekedar film. “Tegar” adalah sebuah gerakan, sebuah visi, dan laboratorium mimpi bagi orang-orang yang terlibat dan berusaha mewujudkan Ruang untuk masyarakat Inklusi di Indonesia.
Comments
Post a Comment